Kuningan, MI.com – Terbilang cukup menarik dan unik, warga Kelurahan Winduherang, Kecamatan Cigugur masih konsisten mempertahankan tradisi Babarit. Tradisi babarit umumnya dilaksanakan di pedesaan.
Tradisi Babarit di Winduherang dilaksanakan menjelang peringatan Hari Jadi ke 544 Kuningan sebagai wujud syukur masyarakat sekaligus pelesrarian budaya leluhur puncaknya. Kegiatan yang berlangsung sejak Kamis 9 Juli 2025 itu, puncaknya pada Sabtu (12/7).
Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, yang datang dengan menaiki delman disambut di puseur Dayeuh Kantor Kelurahan Winduherang diiringi gamelan dan kawih Sunda yang sarat dengan filosofi kehidupan.
Baca juga :
- Jaga Tradisi Leluhur, Desa Bayuning Milangkala ke 397
- Kades Pakapasan Girang Sudarman Lantik Kaur Keuangan dan Kadus
- Resmikan 376 KMP, Bupati Kuningan: Koperasi harus jadi Pilar Ekonomi Kerakyatan
Nampak hadir Camat Cigugur Yono Rahmansyah, anggota DPRD Kuningan Saw Tresna Septiani, Kabid Kebudayaan Disdikbud Rio Anto Permana serta para lurah dan kepala desa se Kecamatan Cigugur, serta ribuan warga setempat.
Seusai tiba di puseur dayeuh, dilanjutkan dengan ziarah ke makam leluhur Kuningan Arya Adipati Ewangga yang berada di sekitar Makam Rama Jaksa Patikusuma.
Bupati Dian memberikan apresiasi atas semangat masyarakat dalam menjaga warisan budaya. “Babarit ini bukan hanya acara rutinitas tapi cerminan jati diri kita sebagai masyarakat yang menghargai sejarah dan menjaga kelestarian alam,” ungkapnya.
Hari Jadi ke-544 menjadi momentum penting untuk merefleksikan perjalanan panjang akan adanya Winduherang, sekaligus menguatkan kembali nilai-nilai budaya, gotong royong, saling peduli dan empati pada lingkungan sekitar, ditengah moderenisasi.
“Winduherang memiliki akar tradisi yang kuat. Kita semua punya tugas untuk menjaga dan melestarikan warisan leluhur ini,” imbuh dia.
Ia mendorong agar kawasan petilasan leluhur yang masih alami dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah da lingkungan.

Makanan yang tersaji dibawa secara swadaya oleh warga sebagai wujud syukur kepada Allah SWT, dalam acara Babarit di Kelurahan Winduherang, Kecamatan Cigugur, Sabtu (12/7/2025)
Lurah Winduherang, H. Ikin Sodikin, S.Sn, menuturkan bahwa milangakala merupakan ruang mempererat silaturahim, menghormati para leluhur dengan berdoa, dan hal utama wujud syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang dilimpahkan.
“Tradisi babarit bukan sekadar seremoni peringatan, melainkan budaya dan cermin nilai luhur yang terus hidup. Juga pengingat bahwa kebersamaan, dan kearifan lokal adalah kekuatan yang tak lekang oleh waktu,” kata Ikin.
Wakil Ketua Panitia, Gofar Nurhamzah menyebutkan, rangkaian kegiatan Hari Jadi ke-544 Winduherang dengan tema “Langgeng Rahayu Mapag Jaya di Buana” meliputi ziarah ke patilasan leluhur, cek kesehatan dan donor darah. Selain itu, saresehan sejarah Winduherang, Hajat Karang sebagai simbol syukur, Winduherang Mengaji, dan Tabligh Akbar.
Sejak pagi, jalan utama menjadi ruang kebersamaan. Tikar digelar memanjang, aneka makanan disajikan yang dibawa oleh perwakilan RT, ada yang berbentuk tumpeng dengan segala lauk pauknya. Bahkan makanan khaspun selalu ada yaitu kue cuhcur.
Mang Andi, juru kunci petilasan Rama Jaksa mengungkapkan, bukan hanya ziarah, datanglah ke lokasi, Insya Allah ada jawaban. “Bukan ruang yang sempit namun pikiran yang tidak luas, karena disini mengajarkan untuk memahami tentang sumerah diri kepada Allah swt.” Ucap dia. (Tan)**