Kuningan, MI.com — Program ketahanan pangan (Ketapag) di Desa Cileuleuy, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan difokuskan pada peternakan domba. Saat ini kami masih dalam proses persiapan, dan akan dilaksanakan segera setelah dana desa (DD) tahap 2 tahun 2025 cair.
“Saat ini kita baru tahap persiapan pelaksanakan program ketahanan pangan (Ketapang) untuk peternakan domba. Untuk pengurus sudah lengkap, hanya menunggu pencarian Dana Desa tahap ke dua. Mudah-mudahan segera cair, sehingga program ketapang bisa segera dilaksanakan.” Ujar Kepala Desa Cileuleuy, Sadar, didampingi Sekdes Didin Komarudin, di ruangn kerjanya, Senin 11 Agustus 2025.
Karena anggaran belum turun, dan sesuai dengan momentum, maka saat ini difokuskan untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke 80 Kemerdekaan Republik Indononesia, dan Hari Jadi Kuningan.
Masyarakat sangat antusias menyambut peringatan 17 Agustusan ini. Tak aneh apabila nanti akan ada panggung hiburan di setiap dusun.
Baca juga :
- Update Bencana Angin Kencang di Kecamatan Ciawigebang: 67 Rumah dan Bangunan Rusak
- Suyudi Ario Seto Resmi jabat Kepala BNN Gantikan Marthinus Hukom
- Dr Wahyu Hidayah jabat Pj Sekda Kuningan Gantikan Beni Prihayatno
“Kami sangat bangga dengan antusias masyarakat dalam memperingati hari Kemerdekaan RI, meskipun dukungan dana dari pemerintah desa sangat minim. Inilah bukti antusias masyarakat yang sangat kami apresiasi. Ada kekompakan dan semangat gotongroyong di masyarakat yang sangat membanggakan.” Imbuh dia.
Potensi Usaha Bumdes
BUMDes saat ini masih dalam tahap persiapan, baik dana maupun bidang usahanya. Ke depan, kalau disepakati oleh Forum, maka dapat mengelola air bersih yang cukup melimpah di Desa Cileuleuy.
Selain itu dapat mengelola sampah, yang sudah berjalan, dengan cara mengangkut sampah dari setiap rumah ke titik kumpul sementara, untuk kemudian di angkut oleh Truk Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan.
Ia mengakui, selama ini desanya sudah memiliki pendapatan asli desa dari mata air Citiis untuk mensuplai ke Perumda Air Minum Tirta Kamuning. “Penerimaan PADes dari PAM sebesar Tiga puluh juta itu kemudian kita distribusikan ke setiap dusun. Sehingga setiap dusun memiliki dana stimulan untuk membangun wilayahnya.” terang dia.
Terkait pengelolaan air bersih, ia mengakui bahwa pendistribusian air ke masyarakat juga bisa dikelola oleh BUMDesa. Misalnya dengan memasang water meter, sehingga BUMDes sebagai pengelola akan mempunyai dana untuk pemeliharaann dan perluasan jaringan pipa air bersih.
“Tapi hal ini juga belum dilaksanakan, baru program yang akan dilaksanakan oleh BUMDes ke depannya.” pungkas dia. (Tan)