Kuningan, MI.com — Suasana halaman Balai Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, tampak semarak pada Minggu (28/7/2025) pagi. Ratusan peserta yang terdiri dari pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Majelis Taklim, dan Remaja Masjid tumpah mengikuti kegiatan Tabligh Akbar Dirosah Islamiyah triwulan ke-3 putaran pertama.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi umat Islam di wilayah Cilimus, tetapi juga menjadi sarana pembinaan keislaman yang inklusif dan solutif, khususnya dalam pendidikan anak.
Narasumber utama, Nida Nadia, seorang Psikolog asal Kuningan, yang membawakan materi “Kiat Mengajak Anak ke Masjid dalam Perspektif Psikologi”. Dalam pemaparannya, Nida menekankan pentingnya pendekatan yang tepat dalam mengenalkan masjid kepada anak-anak.
“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat pembentukan karakter dan ruang sosialisasi yang positif bagi anak-anak. Namun, pendekatannya harus sesuai dengan psikologi perkembangan mereka,” ungkap Nida dalam sesi ceramahnya yang disambut antusias peserta.
Baca juga :
- Kongres Persatuan PWI Segera Digelar, Hendry-Zul Sepakati SC dan Peserta
- Jaga Tradisi Leluhur, Desa Bayuning Milangkala ke 397
- Kades Pakapasan Girang Sudarman Lantik Kaur Keuangan dan Kadus
Ia mengingatkan bahwa jika anak-anak dipaksa tanpa pendekatan yang sesuai, mereka bisa mengalami trauma atau justru enggan datang ke masjid. Untuk itu, Nida membagikan lima strategi psikologis agar anak merasa nyaman di lingkungan masjid:
- Kenalkan secara bertahap.
- Jadikan pengalaman menyenangkan.
- Berikan teladan dan apresiasi.
- Libatkan dalam kegiatan ramah anak.
- Pahami karakter anak.
Sesi diskusi berlangsung interaktif. Beragam pertanyaan diajukan, mulai dari cara menghadapi anak yang tantrum di masjid hingga trik mengajak remaja yang mulai enggan shalat berjamaah. Salah satu peserta, pengurus DKM Desa Setianegara, mengaku sangat terbantu dengan materi tersebut.
“Alhamdulillah, materi ini sangat aplikatif. Kami dari DKM akan merancang program yang lebih ramah anak agar masjid menjadi tempat yang menyenangkan bagi generasi kita,” ujarnya.
Kepala KUA Kecamatan Cilimus, Jajang Ahmad, yang turut hadir memantau jalannya kegiatan, menyatakan apresiasi atas sinergi positif antara DKM, majelis taklim, dan KUA. Ia menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata dari pembinaan keagamaan yang berorientasi pada masa depan.
“Ini bentuk kolaborasi yang harus terus dipelihara. Anak-anak adalah aset umat, dan kita semua punya tanggung jawab untuk menghadirkan masjid yang tidak hanya nyaman, tapi juga membentuk karakter mereka,” ujarnya.
Acara ditutup dengan doa bersama dan pembagian santunan untuk anak yatim, seiring dengan semangat berbagi di bulan Muharram. Semangat keislaman, kebersamaan, dan kepedulian sosial begitu terasa, mencerminkan peran KUA Cilimus sebagai motor penggerak pembinaan umat yang adaptif dan solutif. (Reyazul Jinan)