Kuningan, MI.com — Aksi unjuk rasa dilakukan ribuan massa dari Aliansi Mahasiswa Kuningan dan Masyarakat (AMKM) di gerbang Gedung DPRD Kabupaten Kuningan di Jalan RE Martadinata Ancaran, Kuningan, Minggu (31/8/2025) pukul 14.30 WIB.
Mereka menuntut Reformasi Birokrasi Kuningan di tubuh Pemda Kabupaten, dan transparan dalam pengelolaan keungan daerah.
Ratusan massa sebelumnya bergerak dari titik kumpul di Pandapa Paramartha komplek Stadion Mashud Wisnusaputra Kuningan. Lalu bergerak menuju Gedung DPRD. Mereka konvoi kendaraan roda dua melalui rute Jl. Siliwangi, RE.Martadinata, Bunderan Cijoho dan di titik aksi depan Gedung DPRD Jl. RE Martadinata Ancaran.
Meski hujan mengguyur tak menyurutkan semangat ratusan massa aksi. Mereka tetap tak bergeming dihadapan puluhan anggota Polisi dan TNI yang bersiaga di depan pintu gerbang DPRD Kuningan.
Baca juga :
- Oknum Sekmat di Kabupaten Kuningan Diduga Sering Mangkir Kerja
- Wartawan “Bodrek” Marak karena Pengangguran dan Kebebasan Medsos
- Dewan Pers Tertibkan Media yang Catut Nama Lembaga Negara
Satu persatu para orator tampil bergilir menyuarakan aspirasi rakyat diantaranya, dugaan kasus penyelewengan dalam program Penerangan Jalan Umum (PJU) Kuningan. Mahasiswa meminta agar ada audit secara menyeluruh.
Mereka mempertanyakan anggaran Open Bidding Sekretaris Daerah yang terbuang sia-sia, menuntut penghentian proyek sawit yang dinilai merugikan, dan meminta audit menyeluruh terhadap Program Penerangan Jalan Umum (PJU).
Mereka juga menilai kinerja DPRD Kuningan lebih optimal untuk kepentingan publik, bukan sibuk dengan kepentingan pribadi, menuntut agar anggota dewan menghentikan praktik “bermain proyek” dengan jadi pebisnis anggaran pemerintah, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Massa menuntut transfaransi anggaran, ketidak jelasan dalam penggunaan anggaran Sekertaris Daerah yang sangat besar. Selain menuntut penghapusan tunjangan bagi anggota DPRD sebagai bentuk efisiensi anggaran.
Sementara Orator lainnya menyoroti wilayah Kuningan sebagai kabupaten konservasi sangat memprihatinkan. Fakta berbicara kondisi lereng gunung Ciremai saat ini terancam kelestariannya.

Tak hanya isu lokal, aksi “Kuningan Melawan” juga menyuarakan tuntutan nasional. Mereka menolak kenaikan tunjangan DPR RI dan menyerukan pengusutan tuntas kasus kematian seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan (21) di Jakarta yang tewas dilindas Rantis Brimob.
Aksi massa ini merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya Jumat (29/8) pukul 14 30 WIB. Aliansi Masyarakat bersama Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) berorasi di depan pintu gerbang Mapolres yang dijaga puluhan anggota Polres dipimpin Kapolres AKBP Muhamad Ali Akbar.
Ditengah aksi demo mereka membakar ban bekas. Kepulan asap hitam pekat membumbung keudara. “Suasanapun kian memanas bahkan sejumlah massa ada yang melakukan lemparan batu kearah petugas. Akibatnya beberapa anggota Polres terkena kemparan batu. Seorang anggota diantaranya mengalami luka serius,” kata Kapolres AKBP Ali Akbar. (H. Wawan Jr)**