Majalengka, MI.com – Kabupaten Kuningan mendapat sorotan tajam Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian, dalam Detik.com Regional Summit Tahun 2025, di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Selasa (20/5/2025)
Semula Mendagri Tito Karnavian mengupas Kapasitas Fiskal dan Profil APBD Tahun Anggaran/TA 2025 se Jawa Barat. Sambil menunjukan tabel lengkap di layar, Mendagri membagi kategori daerah berdasarkan kapasitas keuangan fiskal. Yaitu Kapasitas Fiskal Kuat, ditandai Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih tinggi dari Pendapatan Transfer Pusat.
Kemudian Kapasitas Fiskal Sedang, ditandai dengan PAD dan Pendapatan Transfer Pusat seimbang, atau selisih antara rasio PAD terhadap total pendapatan dengan rasio Pendapatan Transfer terhadap total pendapatan lebih kecil dari 25%. Terakhir Kapasitas Fiskal Lemah, ditandai PAD tergantung dengan Pendapatan Transfer Pusat.
Baca Juga :
- Update Bencana Angin Kencang di Kecamatan Ciawigebang: 67 Rumah dan Bangunan Rusak
- Suyudi Ario Seto Resmi jabat Kepala BNN Gantikan Marthinus Hukom
- Dr Wahyu Hidayah jabat Pj Sekda Kuningan Gantikan Beni Prihayatno
- Semifinal Bupati Cup 2025: Luragung vs Sindangagung dan Kuningan vs Cilimus
- Belasan Rumah di Kecamatan Ciawigebang Diterjang Angin Kencang
“Kabupaten Kuningan paling berat ini. Mohon maaf ini data, 82% keuangan Kuningan dari pusat, dari Menteri Keuangan RI. Sedangkan PAD Kuningan hanya 15%,” sebut Mendagri Tito Karnavian, dihadapan Forum Detik.com Regional Summit 2025, Selasa dilansir inilahkuningan.com.
Dari gambaran Kemendagri tersebut, dari grafik warna hijau itu PAD. PAD itu dari pajak dan retribusi. “Itu menggambarkan dunia usaha. Semakin banyak hijaunya, berarti dunia usahanya hidup. Karena kalau dunia usaha hidup, maka otomatis pajak dan retribusinya akan meningkat.” Ungkap mantan Kapolri ini.
Kalau hijau rendah, berarti menggambarkan dunia usahanya belum terlalu hidup. Karena tidak bisa menarik banyak pajak dan retribusi. Dalam hal ini, Mendagri menyebut Kota Cirebon ini iklim usahanya lumayan bagus. Kemudian diikuti oleh Subang, Sumedang, Indramayu, dan Majalengka.
“Kabupaten Kuningan, ini pak bupati harus kerja keras betul, untuk membangkitkan dunia usaha, supaya tangannya tidak menengadah terus ke Menteri Keuangan. Saya tidak tahu caranya bagaimana. Kang Dedi Mulyadi tanyalah, jagoan beliau kalau soal begitu. Paling tidak hidupkan dunai usaha dengan mempermudah perizinan. Jangan persulit pengusaha,” tandas Mendagri Tito Karnavian, nada menyindir. (tan)**