Cirebon, MI.com – Insiden longsor kembali terjadi di area bertambangan galian C Gunung Kuda, Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (30/5/2025) pagi.
Dilansir dari PR Kuningan, peristiwa nahas ini tiga orang korban pekerja yang tertimbun longsor Gunung Kuda Cirebon, bersama dengan tujuh unit truk dam dan tiga unit alat berat ekskavator.
Salah satu korban yang tertimbun longsor Gunung Kuda Cirebon diketahui merupakan warga Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan. Polda Jawa Barat (Jabar) telah mengungkap identitas para korban yang terkubur dalam insiden ini.
Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Kombes Pol. Hendra Rochmawan, menyampaikan duka cita mendalam atas musibah tersebut. “Kami turut berbelasungkawa atas jatuhnya korban jiwa dalam musibah ini,” ujar Kombes Pol. Hendra, sebagaimana dilansir dari Tribrata News.
Dituturkan Hendra, lokasi galian C Gunung Kuda merupakan tambang yang memiliki izin resmi. Namun, ia menegaskan bahwa kejadian ini murni merupakan musibah kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kurangnya perhitungan risiko pada struktur tanah di area tambang. “Ini murni musibah kecelakaan kerja yang terjadi karena kurangnya perhitungan risiko pada struktur tanah di area tambang,” kata dia.
BACA JUGA :
- Muharam Bulan Kemulyaan dan Keberkahan, Dr Fenny Rahman: Perbanyak Istighfar-Tasbih-Sholawat- Shodaqoh
- Putri Adara Krisna Siswi SDN 2 Kuningan Tampil di Kidz Biennale Galeri Nasional Indonesia 2025
- Hari Asyura: Momentum Refleksi Spiritual Penuh Keutamaan
Tertimbun Longsor Gunung Kuda Cirebon Data yang dirilis Polda Jabar menyebutkan tiga korban yang terkubur dalam material longsoran adalah: Andri bin Suwarsa, 40 tahun, dari Kelurahan Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan. Sanuri, 47 tahun, dari Blok Dukumulya, Desa Semplo, Kecamatan Palimanan. Sukadi Bin Sana, 48 tahun, dari Buntet Pesantren, Astanajapura.
Selain itu, terdapat sejumlah pekerja lain yang berhasil ditemukan dan langsung dilarikan ke RS Sumber Urip untuk mendapatkan perawatan medis.
Rion Firmansyah, asal Gunung Santri Kepuh Palimanan. Rio, asal Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang. Rino, asal Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang. Siswanto, asal Leumunding, Majalengka. Suwadi, asal Girinata, Kecamatan Dukupuntang. Ervan Hardiansyah, asal Blok Siliasih, Kecamatan Pabedilan.
Aji, asal Desa Beberan, Kecamatan Palimanan. Safitri, asal Kertajati, Majalengka. Abdul Rohim, asal Kertajati, Majalengka.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, Bambang Trito Yuliono, mengungkapkan bahwa longsor di kawasan tambang milik H. Karim ini sudah berulang kali terjadi. Bahkan, untuk tahun ini saja, musibah serupa sudah terjadi sebanyak tiga kali.
“Ini longsor yang ketiga dan paling besar,” tegas Bambang. Ia menambahkan bahwa longsor Gunung Kuda Cirebon terakhir terjadi pada Februari lalu, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa seperti insiden hari ini. Dinas ESDM Jabar sebelumnya telah memberikan peringatan keras kepada para pengusaha tambang di area tersebut untuk memperbaiki tata cara penambangan demi menjamin keamanan. Namun, peringatan tersebut tampaknya diabaikan.
“Sudah kami peringatkan bahkan sampai diberi police line,” kata Bambang dengan nada prihatin.
Peristiwa maut longsor Gunung Kuda Cirebon ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, aktivitas penambangan dan pengisian material ke truk sedang berlangsung. Selain pekerja, tujuh unit mobil dump truck dan tiga unit alat berat jenis ekskavator turut terkubur oleh material longsoran yang sangat besar.
Saat ini, upaya pengerukan material dan pencarian korban masih terus dilakukan dengan menggunakan lima unit ekskavator. Tim gabungan dari kepolisian, Basarnas, dan elemen masyarakat lainnya terus berupaya maksimal dalam proses evakuasi. (kuninganpikiran.rakyat.com)
Leave a Reply