Sorong, MI.com – Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam, mengatakan, hampir sebagian besar masyarakat di Pulau Gag menolak perusahaan eksplorasi nikel ditutup. Alasannya, sebagian besar mata pencarian masyarakat di pulau itu dari aktivitas pertambangan itu. Orideko menyebutkan, tidak ada pencemaran lingkungan di laut sekitar lokasi tambang.
Dilansir dari kompas.com, hal ini berdasarkan hasil kunjungan Menteri ESDM dan Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu ke Pulau Gag. Elisa Kambu membantah adanya kerusakan alam di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat akibat aktivitas tambang nikel yang dilakukan oleh PT Gag Nikel.
Baca juga :
- Putri Adara Krisna Siswi SDN 2 Kuningan Tampil di Kidz Biennale Galeri Nasional Indonesia 2025
- Hari Asyura: Momentum Refleksi Spiritual Penuh Keutamaan
- Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, Pontren Darul Muta’alimin: Semaan dan Khataman Al-Qur’an
“Jadi informasi yang beredar kita pantau langsung, ternyata kita tidak dapat pencemaran lingkungan seperti yang beredar di medsos. Saya apresiasi dengan PT Gag Nikel yang terus melakukan pengawasan melalui amdal agar tidak ditemukan bermasalah ke depan,” kata Orideko di Sorong pada Senin (9/6/2025).
Berita Terkait :
- Bupati Gandeng PT Berkah Lumitu Sejati: Atasi Masalah, Kohe Jadi Pupuk Organik
- PAM Tirta Wibawa Mukti Belajar Pengelolaan Air ke PAM Tirta Kamuning Kuningan
Isu pencemaran lingkungan tambang nikel di Kabupaten Raja Ampat menjadi perhatian publik. Meski begitu, Orideko memastikan kunjungan wisatawan ke Raja Ampat masih normal.
“Saya dapat pesan dari masyarakat Pulau Gag Nikel untuk sampaikan kepada Bapak Menteri Bahlil, mereka tidak mau Pak Menteri tutup tambang itu, yang masyarakat inginkan itu,” tuturnya.
Di sisi lain, Orideko berharap seluruh masyarakat menjaga keindahan wisata kelas dunia itu dengan baik. “Kita harus jaga Raja Ampat bersama-sama, lalu kita promosi yang baik jangan ada negatif atau berita hoaks. Kita juga ke depan akan selalu jaga daerah wisata kita jangan ada pencemaran,” katanya.(tan)**
Leave a Reply